Kecemasan dalam Memberi Nutrisi bagi Anak dan Kehadiran Philips Avent

Sejak dinyatakan positif hamil beberapa bulan lalu, saya mengalami campur aduk perasaan. Salah satunya karena ini adalah kehamilan pertama. Rasa cemas, khawatir, senang, dan bingung menjadi santapan keseharian. Di satu sisi saya bersyukur dan bahagia karena diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk merasakan kehidupan di dalam rahim saya. Namun, kecemasan dan kekhawatiran selalu menghantui: Bagaimana rasanya menjadi orang tua nanti? Siapkah saya dan suami menjalani masa-masa baru itu? Bisakah kami jadi orang tua yang cukup bagi calon anak kami kelak?

Ya, meski saya percaya beberapa hal bisa dipelajari sambil berproses, namun di dunia yang informasi dan teknologinya semakin berkembang rasanya tidak bisa juga tinggal diam. Saya mulai melakukan beberapa hal seperti membaca berbagai artikel di Internet dan mengunjungi beberapa obgyn. Saat ini, kita tahu bahwa semakin banyak situs-situs terkait kehamilan dan parenting yang dapat memberikan informasi yang kita butuh. Saya menjadi anggota situs dan mengikuti akun demi akun terkait di media sosial, salah satunya adalah The Urban Mama. Di TUM saya kerap mampir ke beragam diskusi. Dari The Urban Mama juga saya akhirnya mengetahui kontes yang diadakan dengan berkolaborasi bersama Philips Avent.

Selama ini, saya kerap membaca cerita atau status yang dibagikan teman-teman yang telah memiliki momongan. Tidak sedikit dari mereka yang merupakan pejuang ASI. Ada yang melakukan exclusive pumping (eping) hingga pumping di tempat kerja demi tercukupinya nutrisi sang ananda. Beberapa dari mereka juga sudah memasuki tahap pemberian MPASI yang membuat mereka merasa excited untuk terus menciptakan kreasi makanan bagi anaknya dalam beragam metode.

Dari semua cerita, saya dapat menarik beberapa kesimpulan. Pertama, ASI selalu menjadi nutrisi terbaik dan terpenting yang ingin diusahakan tiap ibu. Kedua, pemberian MPASI memang kerap membingungkan, namun dengan pengetahuan dan perangkat yang memadai, semua tekanan yang dialami ibu dapat diminimalisasi. Ketiga, support system sangatlah diperlukan. Bukan hanya dari suami dan keluarga, namun dari lingkungan sekitar. Semakin banyak saya membaca, rasanya justru semakin sadar bahwa saya tidak tahu apa-apa. Kecemasan tetap ada, bahkan di usia kehamilan trimester kedua ini. Meski tidak ada lagi morning sickness yang berat, tiap terbangun di pagi hari saya kerap masih tidak percaya bahwa ada kehidupan lain yang tengah berdenyut di dalam diri saya. Beberapa kali, saya bahkan menangis karena khawatir apakah si jabang bayi sehat-sehat saja dan kelak terlahir sehat sempurna.

Hal lain yang masih bercokol kuat dalam hati adalah saya ingin dapat memberikan ASI hingga hak anak saya kelak terpenuhi. Meski setelah melahirkan kelak saya kemungkinan masih akan bekerja, kebutuhan ASI anak harus terpenuhi. Bukankah katanya kita harus menyusui dengan keras kepala. Oleh karena itu, saya kerap mencari informasi soal proses menyusui dan perangkat yang sebaiknya dimiliki demi kualitas serta kuantitas ASI yang baik. Alat pompa yang mendukung salah satunya. Dengan pengetahuan yang masih sangat minim akan dunia breastfeeding, saya tertarik kepada breastpump manual dari Philips Avent. Selain karena Philips adalah merek dagang yang sudah lama keluarga saya kenal sejak dulu, dengan moto Avent Sahabat Bunda, Philips Avent memiliki pangsa pasar spesial dengan keragaman jenis produk yang menunjang keperluan tiap ibu dalam memberi nutrisi bagi anaknya. Saya berharap breastpump manual Philips Avent dapat menunjang cita-cita saya dalam memberikan ASI eksklusif.

Bukan hanya kontes yang dilakukan secara kolaboratif dengan The Urban Mama, Philips Avent juga mengadakan promo dan kontes Apresiasi Cinta Bunda. Promo adalah berupa potongan harga langsung tiap pembelian produk Philips Avent, sedangkan kontes berhadiah utama produk senilai 100 juta rupiah dan hadiah mingguan yang sangat menarik. Informasi mengenai promo dan kontes dapat diakses di http://www.philips.co.id/ACB, lho. Saling dukung dalam menjadi orang tua yang bahagia, yuk. Apa pun metode atau pendekatan yang dilakukan tiap ibu, semoga kita bisa terus memberikan nutrisi terbaik bagi buah hati.

23561559_1898739623487773_5452941876636449706_n